Minggu, 30 Oktober 2016

ERUPSI GIGI


PENDAHULUAN
 LATAR BELAKANG

Pertumbuhan dan perkembangan gigi merupakan bagian pertumbuhan dan perkembangan tubuh secara umum dan dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan. Umumnya, pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi dimulai pada umur 4 bulan dalam kandungan. Semua benih gigi geligi sudah mulai berkembang pada umur 6 bulan dalam kandungan. Baru pada usia 6-8 bulan gigi sulung pertama kali erupsi dan pada usia 2-3 tahun gigi sulung sudah lengkap yaitu 20 buah gigi sulung. . Gigi sulung yang biasanya tumbuh pertama kali adalah gigi insisif sentral mandibula. Sedangkan gigi sulung terakhir yang tumbuh biasanya pada bagian molar dua maksila.
 Pertumbuhan gigi atau erupsi gigi juga bisa terjadi lebih cepat, yaitu sekitar usia 3 bulan. Ada beberapa bayi yang mengalami keterlambatan erupsi giginya, yaitu baru terlihat dasar giginya pada usia sekitar 1 tahun bahkan lebih. Pada bayi prematur gigi geligi nya lebih cepat tanggal karena perkembangan akar yang tidak sempurna sehingga tidak kuat.
         Tidak semua gigi berkembang dalam waktu yang sama. Tanda-tanda pertama dari perkembangan gigi pada embrio ditemukan di daerah anterior mandibula waktu usia 5 sampai 6 minggu, sesudah terjadi tanda-tanda perkembangan gigi di daerah anterior maksila kemudian berlanjut ke arah posterior dari kedua rahang.
Pertumbuhan dan perkembangan gigi sangat berhubungan erat dengan keadaan lengkung rahang dan oklusi seseorang. Oklusi gigi merupakan hubungan gigi geligi dalam rahang yang dimulai dari erupsi gigi sulung. Pertumbuhan gigi sulung ideal adalah indikator masa depan pertumbuhan gigi permanen yang ideal. Pertumbuhan gigi adalah untuk memberikan pengunyahan serta mempertahankan oklusi yang baik dan ruang untuk gigi permanen.
RUMUSAN MASALAH
  • ·         Apakah yang dimaksud dengan erupsi gigi?
  • ·         Apakah yang dimaksud dengan gigi sulung?
  • ·         Bagaimana proses erupsi gigi?
  • ·         Apakah yang dimaksud gigi permanen?
  • ·         Apa saja tahap perkembangan gigi?
  • ·         Apa saja faktor lokal yang mempengaruhi erupsi gigi permanen?
  • ·         Jelaskan penyebab terlambatnya erupsi gigi?
  • ·         Jelaskan penyebab erupsi dini?
  • ·         Jelaskan hubungan status gizi pada erupsi gigi?


TUJUAN PENULISAN
                        Adapun tujuan dari penulisan ini :
1.    Tujuan Umum
        Untuk mengetahui  gambaran pertumbuhan dan perkembangan gigi sulung dan gigi permanen.
2.   Tujuan khusus
  • ·         Pengertian erupsi gigi
  • ·         Gigi sulung
  • ·         Proses erupsi gigi sulung
  • ·         Gigi permanen
  • ·         Proses erupsi gigi permanen
  • ·         Tahap perkembangan gigi
  • ·         Faktor lokal yang mempengaruhi erupsi gigi permanen
  • ·         Terlambatnya erupsi gigi
  • ·         Erupsi dini
  • ·         Hubungan status gizi pada erupsi gigi 


PEMBAHASAN

Pengertian erupsi gigi
Erupsi gigi merupakan suatu proses kompleks dan berkesinambungan dari rangkaian lingkaran hidup gigi, terdiri atas fase inisiasi,  proliferasi, morfodiferensiasi, aposisi, kalsifikasi, dan juga erupsi. Pada gigi sulung sesudah erupsi akan diikuti dengan eksfoliasi, sedangkan pada gigi permanen erupsi merupakan fase terakhir. Erupsi merupakan salah satu indikator pertumbuhan dan perkembangan gigi. Pengetahuan tentang erupsi gigi normal sangat penting untuk mengetahui apakah keterlambatan atau percepatan erupsi itu disebabkan oleh faktor lokal atau genetik atau sistemik.[1]
            Kira- kira ada 4 titik pertumbuhan dari setiap gigi. Setiap titik pertumbuhan pada korona disebut lobus. Perkembangan dari mahkota dan akar dimulai dari kripta tulang rahang. Setelah bagian mahkota dan akar terbentuk, gigi menembus membran mukosa dari mulut. Pembentukan dentin bagian akar dan sementum dilanjutkan setelah gigi digunakan.[2]
            Pembentukan akar sudah setengah selesai pada waktu gigi erupsi 50%. Setelah akar terbentuk seluruhnya baru sementum menutupi bagian luar akar. Jaringan pulpa dengan jaringan di dalamnya mulai berfungsi setelah gigi selesai dibentuk.[2]
            Erupsi gigi dimulai dengan tumbuhnya gigi sulung pertama sekitar 6 bulan dan selesai pada 2 tahun dan sekitar 18-25 tahun erupsi untuk gigi permanen, ketika molar ketiga tumbuh. Pertumbuhan dan perkembangan gigi biasanya terkait dengan usia kronologis anak, tetapi ada juga dapat beberapa kejanggalan seperti yag kita mengacu pada dewasa sebelum waktunya atau erupsi yang tertunda.[3]
  

Gigi Sulung
             Gigi sulung, gigi desidui atau gigi susu adalah gigi yang tumbuh pada umur 6-8 bulan sampai 2-3 tahun. Gigi ini berjumlah 20 gigi geligi yaitu 10 pada rahang atas maksila dan 10 pada rahang bawah mandibula. Dimulai dari midline atau garis tengah pada wajah, gigi pertama yang disebut insisif sentral yang berguna untuk memotong makanan.[2]

Proses erupsi gigi sulung
 Pada dasarnya erupsi gigi sulung pertama terjadi di usia 6-8 bulan. Umumnya diawali oleh keluarnya gigi seri tengah bawah, lalu secara berurutan gigi insisif sental maksila, gigi insisif lateral maksila dan gigi insisif lateral mandibula, molar satu, kaninus dan molar kedua. Erupsinya bisa terjadi satu per satu dan kadang ada juga yang sepasang-sepasang. Umumnya ketika anak berusia 1 tahun mempunyai 6-8 gigi susu (tapi kadang ada juga yang hanya 2 gigi walaupun tanpa disertai keluhan pertumbuhan) dan akan menjadi lengkap berjumlah 20 gigi susu (4 gigi seri atas-bawah, 2 gigi taring kanan-kiri di atas-bawah, dan 4 geraham kiri-kanan di atas-bawah) pada usia 18 bulan atau 2 tahun. [1]
 Proses Pertumbuhan Gigi sulung
Jenis gigi
Pertumbuhan Gigi dan Usia Anak
Gigi seri (incisivus)
6 - 9 bulan
Gigi geraham (molar) pertama
12 - 15 bulan
Gigi taring (caninus)
18 - 20 bulan
Gigi geraham (molar) kedua
24 - 36 bulan
            Sumber : Buku Kedokteran Anatomi gigi edisi 2
 Pertumbuhan Gigi Sulung dan Masa Tanggalnya
Gigi Bagian
Jenis Gigi
Masa Pertumbuhan
Masa Tanggal
Rahang Atas/ Maksila
Seri Pertama/ insisif sentral
Seri Kedua/insisif sentral
Taring/kaninus
Geraham Pertama/molar satu
Geraham Kedua/molar dua
7 bulan
9 bulan
18 bulan
14 bulan
24 bulan
6  Tahun
7 - 8 tahun
12 - 14 tahun
11 - 12 tahun
12 - 14 tahun

Rahang Bawah/Mandibula
Kacip Pertama/insisif lateral
Kacip Kedua/insisif lateral
Taring/kaninus
Geraham Pertama/molar satu
Geraham Kedua/molar dua
6 bulan
7 bulan
16 bulan
12 bulan
20 bulan
6 tahun
7 tahun
9 - 10 tahun
10 - 12 tahun
11 - 12 tahun
            Sumber: Buku Kedokteran Anatomi gigi edisi 2
Erupsi dari gigi sulung biasanya menurut urutan sebagai berikut :
1. Gigi i1 bawah
2. Gigi i2 bawah
3. Gigi i1 atas
4. Gigi i2 atas
5. Gigi m1 bawah
6. Gigi m1 atas
7. Gigi c bawah
8. Gigi c atas
9. Gigi m2 bawah
10.Gigi m2 atas

Gigi Permanen
            Gigi permanen mirip dengan gigi sulung. Namun gigi permanen berjumlah 32 gigi yaitu 16 gigi pada mandibula dan 16 gigi lainnya pada maksila. Pada masa ini gigi sulung mengalami pergantian menjadi gigi permanen dan mengalami pertambahan gigi disamping kaninus yaitu gigi premolar dan gigi molar ke tiga.
            Gigi premolar berguna untuk menghancurkan makanan menjadi ukuran yang lebih kecil sebelum proses pengunyahan dilakukan gigi molar. Setelah premolar erupsi,gigi molar pertama, kedua dan ketiga juga mulai erupsi. Yang pertama adalah molar yang paling dekat dengan garis tengah sampai molar ketiga yaitu gigi terjauh dari garis tengah biasanya disebut gigi bungsu.

Proses erupsi gigi permanen
      Sekitar umur 6 tahun, gigi molar tetap pertama mulai tumbuh atau erupsi pada rahang atas/maksila dan bawah/mandibula. Jadi sekitar umur 6 sampai 12 tahun anak-anak mempunyai gigi geligi campuran antara gigi susu dan gigi tetap. Setelah mencapai umur 12 tahun kebanyakan dari anak-anak telah mempunyai semua gigi tetapnya, kecuali untuk gigi geraham bungsu. Gigi permanen yang pertama erupsi ialah gigi m1, yang letaknya distal dari gigi m2, pada usia 6 tahun dan sering disebut six year molar. Gigi tersebut mulai terklasifikasi pada saat bayi dilahirkan. Gigi ini adalah gigi yang terbesar di antara gigi geligi susu dan gigi ini baru erupsi setelah pertumbuhan dan perkembangan rahang sudah cukup memberi tempat untuknya.
1.    Tumbuhnya gigi permanen rahang bawah :
 Nama gigi
Usia gigi
Incisivus pertama
6-7 tahun
Incisivus kedua
7-8  tahun
Caninus
9-10 tahun
Premolar pertama
10-12 tahun
Premolar kedua
11-12 tahun
Molar pertama
6-7  tahun
Molar kedua
11-13 tahun
Molar ketiga
17-21 tahun
     Sumber: Buku Kedokteran Anatomi gigi edisi 2
2.    Tumbuhnya gigi permanen rahang atas:
Nama gigi
Masa Pertumbuhan
Incisivus pertama
7-8 tahun
Incisivus kedua
8-9 tahun
Caninus
11-12 tahun
Premolar pertama
10-11 tahun
Premolar kedua
10-12 tahun
Molar pertama
6-7 tahun
Molar kedua
12-13 tahun
Molar ketiga
17-21 tahun
        Sumber: Buku Kedokteran Anatomi gigi edisi 2
Gigi tetap pertama biasanya muncul di usia 6 tahunan. Oleh karenanya,paling baik kalau gigi susu tanggal ketika gigi tetap penggantinya terlihat. Gigi susu harus dipertahankan karena merupakan penuntun erupsi bagi gigi tetap. Jika gigi susu copot sebelum waktunya gigi tetap keluar, maka gigi geligi tetangganya akan bergeser mengisi sebagian kapling yang kosong. Akibatnya, gigi tetap tumbuh tidak pada tempatnya alias berantakan.
Tahap Perkembangan Gigi
Tahap perkembangan adalah sebagai berikut:
1. Tahap Inisiasi (bud stage) 
Inisiasi merupakan permulaan terbentuknya benih gigi dari jaringan epitel mulut. Sel-sel tertentu pada lapisan basal dari epitel mulut berproliferasi lebih cepat dari pada sel sekitarnya. Hasilnya adalah lapisan epitel yang menebal di regio bukal lengkung gigi. Dalam tahap ini terjadi penebalan jaringan ektodermal, merupakan gambaran morfologi pertama dari perkembangan gigi, akan tetapi hal ini didahului suatu gejala dasar induktif.[2]
2. Tahap Proliferasi (cap stage) 
            Proliferasi adalah gejala dimana proyeksi dari lamina gigi meluas sampai ke daasar mesenkim pada tempat yang khusus dan membentuk primordia dari gigi primer ( organ enamel ). Lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam mengalami proliferasi, memadat, dan bervaskularisasi membentuk papila gigi yang kemudian membentuk dentin dan pulpa pada tahap ini. Sel-sel mesenkim yang berada di sekeliling organ gigi dan papila gigi memadat dan fibrous, disebut kantong gigi yang akan menjadi sementum, membran periodontal, dan tulang alveolar.[2]
3. Tahap Histodiferensiasi (bell stage) 
            Tahap Histodiferensiasi adalah rangkaian perubahan bentuk (metamorfosis) dari organ enamel yang khas untuk gigi susu dan gigi tetap. Pada tahap ini terjadi diferensiasi seluler. Sel-sel epitel email dalam (inner email epithelium) menjadi semakin panjang dan silindris,disebut sebagai ameloblas yang akan berdiferensiasi menjadi email dan sel-sel bagian tepi dari papila gigi menjadi odontoblas yang akan berdiferensiasi menjadi dentin.[2]
 3.    Tahap Morfodiferensiasi
            Pola morfologi atau bentuk dasar dan ukuran relatif dari gigi yang akan datang dibentuk pada tahap morfodiferensiasi. Sel pembentuk gigi tersusun sedemikian rupa dan dipersiapkan untuk menghasilkan bentuk dan ukuran gigi selanjutnya. Proses ini terjadi sebelum deposisi matriks dimulai. Morfologi gigi dapat ditentukan bila epitel email bagian dalam tersusun sedemikian rupa sehingga batas antara epitel email dan odontoblas merupakan gambaran  dentino enamel junction yang akan terbentuk.  Dentino enamel junction  mempunyai sifat khusus yaitu bertindak sebagai pola pembentuk setiap macam gigi. Terdapat deposit email dan matriks dentin pada daerah tempat sel-sel ameloblas dan odontoblas yang akan menyempurnakan gigi sesuai dengan bentuk dan ukurannya.[2]
5. Tahap Aposisi
            Aposisi adalah pengendapan matriks dari struktur jaringan keras gigi. Matriks email terbentuk dari sel-sel ameloblas yang bergerak ke arah tepi dan telah terjadi proses kalsifikasi sekitar 25%-30%.Pertumbuhan aposisi dari enamel dan dentin adalah pengendapan yang berlapis-lapis dari matriks ekstra seluler. Pertumbuhan aposisi ditandai oleh pengendapan yang teratur dan berirama dari bahan ekstra seluler yang tidak mempunyai kemampuan sendiri untuk pertumbuhan yang akan datang.[2] 
            Bila terjadi gangguan pada tahap aposisi akan mengakibatkan kelainan atau perubahan struktur dari jaringan keras gigi. Misalnya pada hipoplasia enamel ( gigi yang berwarna kecoklatan karena tetracycline).[2]
6. Tahap Kalsifikasi Gigi
Tahap kalsifikasi adalah suatu tahap pengendapan matriks dan garam-garam kalsium. Kalsifikasi akan dimulai di dalam matriks yang sebelumnya telah mengalami deposisi dengan jalan presipitasi dari satu bagian ke bagian lainnya dengan penambahan lapis demi lapis. Gangguan pada tahap ini dapat menyebabkan kelainan pada kekerasan gigi seperti Hipokalsifikasi. Tahap ini tidak sama pada setiap individu, dipengaruhi oleh faktor genetik atau keturunan sehingga mempengaruhi pola kalsifikasi, bentuk mahkota dan komposisi mineralisasi.[2]
7. Tahap Erupsi Gigi
Erupsi gigi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimulai dari awal pembentukan melalui beberapa tahap sampai gigi muncul ke rongga mulut. Ada dua fase yang penting dalam proses erupsi gigi, yaitu erupsi aktif dan pasif. Erupsi aktif adalah pergerakan gigi yang didominasi oleh gerakan ke arah vertikal, sejak mahkota gigi bergerak dari tempat pembentukannya di dalam rahang sampai mencapai oklusi fungsional dalam rongga mulut, sedangkan erupsi pasif adalah pergerakan gusi ke arah apeks yang menyebabkan mahkota klinis bertambah panjang dan akar klinis bertambah pendek sebagai akibat adanya perubahan pada perlekatan epitel di daerah apical.[2]
            Gigi desidui yang juga dikenal dengan gigi  primer jumlahnya 20 di rongga mulut, yang terdiri dari insisivus sentralis, insisivus lateralis, kaninus, molar satu, dan molar  dua dimana terdapat sepasang pada  maksila dan  mandibula masing-masing.[2]
            Pada usia 6 bulan setelah kelahiran, gigi insisivus sentralis mandibula yang merupakan gigi yang pertama muncul di rongga mulut, dan berakhir dengan erupsinya gigi molar dua maksila.[2]
            Erupsi gigi permanen pada umumnya terjadi antara usia 5 sampai 13 tahun kecuali gigi permanen molar  tiga (erupsi antara 17 sampai 21 tahun), juga seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan pubertas.[3]
Tabel 1. Perkembangan kronologis pada gigi permanen. Slightly modified by McCall and Schour.[1]
Gigi
Kalsifikasi dimulai
       Enamel
      terbentuk
       Erupsi
Insisivus sentralis sentari  Insisivus sentralis
3 - 4      bulan 
4 - 5       tahun
7 - 8       tahun
Insisivus  lateralis
10 – 12  bulan
4 - 5       tahun
8 - 9       tahun
Kaninus 
4 - 5       bulan
6 - 7       tahun
11 - 12   tahun
Premolar pertama 
1½ - 1¾ tahun
5 - 6       tahun
10 - 11   tahun
Premolar kedua 
2 - 2¼    tahun
6 - 7       tahun
10 - 12   tahun
Molar satu 
Pada lahir
2½ - 3    tahun
6 - 7       tahun
Molar dua 
2½ - 3    tahun
7 - 8       tahun
12 - 13   tahun
Molar tiga 
7 - 10     tahun
12 - 16   tahun
16 - 21   tahun
Insisivus sentralis 
3 - 4       bulan
4 - 5       tahun
6 - 7       tahun
Insisivus lateralis 
3 - 4       bulan
4 - 5       tahun
7 - 8       tahun
Kaninus 
4 - 5       bulan
6 - 7       tahun
9 - 10     tahun
Premolar pertama 
1¾ - 2    tahun
5 - 6       tahun
10 - 12   tahun
Premolar kedua 
2¼ - 2½ tahun
6 - 7       tahun
11 - 12   tahun
Molar satu 
Pada lahir
2½ - 3    tahun
6 - 7       tahun
Molar dua 
2½ - 3    tahun
7 - 8       tahun
11 - 13   tahun
Molar tiga 
7 - 10     tahun

Faktor lokal yang mempengaruhi erupsi gigi permanen :

Meskipun pola erupsi gigi normal sangat bervariasi, tetapi kadang-kadang dapat berkaitan dengan peristiwa tertentu atau pengaruh sistemis.[1]
Faktor :
·         Kehilangan ruangan akibat tanggal dini gigi susu.
·         Posisi abnormal, biasanya ditemukan pada gigi molar tiga mandibula dan kaninus maksila.
·         Gigi berjejal. Ruang yang tidak cukup merupakan faktor penyebab umum dari keterlambatan erupsi, terutama gigi molar tiga mandibula.
·         Gigi berlebih yang menempati ruang untuk gigi normal.
·         Kista dentigerus yang menyebabkan pergeseran dan mencegah gigi untuk erupsi.
·         Retensi gigi susu. Kadang gigi sulung mengalami ankilosis.
·         Resorbsi akar gigi sulung yang lambat akibat infeksi periapeks , meskipun jarang terjadi, dapat menghalangi erupsi gigi tetap.

Terlambatnya erupsi gigi
Keterlambatan erupsi gigi itu berhubungan dengan hambatan pertumbuhan perkembangan gigi dalam tulang rahang, sehingga fase pre erupsiyang terdiri atas proses inisiasi, proliferasi,morfodiferensiasi, aposisi, juga klasifikasi pun mengalami hambatan. Hal ini diikuti pula oleh terlambatnya fase penetrasi mukosa dan fase oklusal gigi sulung (fase erupsi) yang diikuti keterlambatan munculnya gigi dalam mulut [4].
Erupsi yang tertunda dapat disebabkan karena kelainan genetik, faktor nutrisi, kelahiran prematur, gangguan kelenjar endokrin, berat badan dan tinggi badan, faktor sosioekonomi dan penyakit sistemik, sedangkan penyebab dari retensi gigi disebabkan oleh faktor lokal yaitu hiperplasia gingiva, membran mukosa gingiva yang terkena luka operasi atau kecelakaan, tumor dentigerous dan ankylosis [4].
Faktor berat badan lahir bayi berpengaruh pula pada pertumbuhan perkembangan gigi, karena pembentukan gigi dipengaruhi oleh nutrisi saat prenatal, berat badan menunjukkan kecukupan nutrisi. Keterlambatan erupsi gigi sulung juga berhubungan dengan faktor nutrisi tidak baik yang merupakan faktor berpengaruh pada erupsi gigi. Seperti disebutkan pada penelitian Sjarif dkk  bahwa faktor berat badan lahir menentukan keparahan efek email gigi sulung yang akan erupsi pada anak dengan riwayat kecil masa kehamilan (KMK). Semakin kecil berat badan lahir bayi maka semakin parah efek email gigi sulungnya, tetapi semakin besar berat lahir bayi maka semakin ringan efek emailnya. Demikian pula halnya dengan waktu erupsi gigi, terlihat pada penelitian ini bahwa anak dengan berat lahir normal yaitu >2.500 gram mengalami erupsi gigi sulung yang lebih cepat daripada anak lahir prematur BBLR [6].
Penelitian sebelumnya juga menyatakan terdapat keterlambatan perkembangan fisik dan juga psikis bayi dengan riwayat prematur BBLR, demikian juga pada struktur jaringan oral yaitu terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada gigi sulung maupun permanen yang dapat berupa anomali perkembangan seperti kelainan strukturemail, palatal, dan ukuran gigi yang lebih kecil [6].
 Keterlambatan ini terjadi terutama pada erupsi gigi pertama sulung. Keadaan ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa lahir prematur BBLR berisiko. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa erupsi gigi sulung terjadi lebih lambat pada anak dengan riwayat lahir prematur BBLR. Erupsi pada anak prematur BBLR dimulai pada usia 12 bulan,sedangkan pada anak yang normal erupsi dimulai pada usia 4 sampai 6 bulan mengalami hambatan perkembangan dan imaturitas organ termasuk gigi. Keterlambatan erupsi gigi sulung selain berhubungan dengan usia gestasi juga berhubungan dengan faktor saat lahir, yaitu apabila terjadi komplikasi yang memerlukan intubasi orotrakeal yang lama, sedangkan dengan patogenesisnya yang belum jelas, akan berisiko gangguan lokal pada pertumbuhan perkembangan gigi dan palatal.[6]

Erupsi dini
            Selain erupsi terlambat proses pertumbuhan gigi ini juga bisa mengalami pertumbuhan lebih cepat dari waktu normal. Kadang- kadang satu atau dua gigi insisif pertama bawah susu telah erupsi pada waktu bayi dilahirkan. Gigi ini bisa jadi gigi asli atau gigi supernumerari. Gigi tersebut kemudian akan lepas sebelum gigi aslinya erupsi. Gigi semacam ini biasanya mudah tanggal, pembentukan akar, struktur dan klasifikasi yang tidak sempurna. [5]

Hubungan status gizi pada erupsi gigi
            Status gizi merupakan salah satu faktor yang berperan penting pada pertumbuhan dan perkembangan gigi termasuk tahapan erupsi gigi. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu ditemukan bahwa anak-anak dengan status gizi baik, proses erupsi gigi  umumnya berjalan normal sedangkan anak-anak dengan status gizi kurang baik beresiko mengalami gangguan pada proses erupsi gigi.[5]
Kurangnya asupan zat gizi dapat berdampak antara lain pada keterlambatan erupsi gigi, sebaliknya kelebihan zat gizi juga memberikan dampak yang tidak diharapkan bagi pertumbuhan dan perkembangan gigi. Pada tahap pertumbuhan dan perkembangan gigi, tidak sedikit ditemukan kasus anak yang mengalami gangguan erupsi gigi akibat tidak terpenuhinya asupan zat gizi. Hal ini dapat menyebabkan kelainan-kelainan pada pertumbuhan gigi.[5]
Berdasarkan hasil penelitian Almonaitiene di Lithuania, dikemukakan bahwa kekurangan gizi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi keterlambatan erupsi gigi permanen anak .[6]
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan kategori status gizi baik, status gizi gemuk dan sangat gemuk lebih banyak memiliki gigi permanen yang sudah erupsi sesuai usia erupsinya daripada yang berstatus gizi kurus. Responden dengan status gizi kurus lebih banyak memiliki gigi permanen yang belum erupsi sesuai usia erupsinya. [7]
Kategori status gizi kurus dengan jumlah total 15 responden, 11 di antaranya dengan keadaan erupsi gigi belum erupsi dan 4 responden dengan keadaan erupsi gigi sudah erupsi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dikemukakan oleh Windratih yang menyatakan bahwa pada anak-anak dengan status gizi kurus pertumbuhan gigi permanennya lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak yang mempunyai status gizi baik. Penelitian lain juga mengemukakan hal yang sama yaitu penelitian dari Schuurs yang mengemukakan bahwa kekurangan gizi yang berat dapat memengaruhi pertumbuhan badan yang ditentukan oleh panjang dan berat badan sehingga terdapat korelasi dengan tertundanya kemunculan gigi [5].
Pertumbuhan dan perkembangan gigi dan mulut dipengaruhi zat gizi. Tahap dini pertumbuhan gigi dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu Ca, P, F, dan vitamin dalam [4] . Nutrisi dan keadaan sosioekonomi memiliki pengaruh pada erupsi gigi. Anak-anak dengan latar belakang sosioekonomi yang lebih tinggi, kemunculan giginya lebih cepat dibandingkan anak-anak dengan latar belakang sosioekonomi yang kurang. Hal ini diperkirakan bahwa anak yang memiliki latar belakang sosioekonomi lebih tinggi mendapatkan pelayanan kesehatan dan nutrisi yang lebih baik sehingga mempengaruhi perkembangan gigi yang terjadi lebih awal [7].



KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya bahwa pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi dimulai pada umur 4 bulan dalam kandungan. Semua benih gigi geligi sudah mulai berkembang pada umur 6 bulan dalam kandungan. Baru pada usia 6-8 bulan gigi sulung pertama kali erupsi dan pada usia 2-3 tahun gigi sulung sudah lengkap yaitu 20 buah gigi sulung. Lalu pada umur 17-21 tahun pertumbuhan gigi permanen sudah sempurna yaitu dengan tumbuhnya 32 gigi permanen.
Erupsi gigi dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang diterima. dan umumnya anak yang kekurangan atau kelebihan nutrisi mempengaruhi erupsi gigi. Termasuk anak yang terlahir prematur.
Saran
Gigi sulung berperan penting untuk perkembangan rahang dan erupsi atau pertumbuhan gigi permanen. Perkembangan gigi baik gigi sulung ataupun gigi permanen harus diberikan perhatian berupa pemberian nutrisi yang baik. Karena hal ini mempengaruhi proses erupsi gigi. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa kekurangan nutrisi bisa mempengaruhi komposisi dari gigi sehingga gigi bisa mengalami kerusakan atau pun tanggal sebelum waktunya.
Maka diharapkan untuk orang tua memperhatikan pertumbuhan gigi anak dan mencukupi kebutuhan nutrisi pada anak. Agar tidak hanya perkembangan tubuh tapi perkembangan gigi anak juga baik.

REFERENSI

 (1)      Sudiono, Janti. (2008). Gangguan Tumbuh Kembang Dentokraniofasial. Jakarta : EGC.
 (2)       Wangidjaja, Itjingningsih. (2014). Anatomi gigi edisi 2. Jakarta : EGC.
 (3)      Jain Arvind, Jain Vandana, Suri Sheenu Malik, Saxena Ashish. The Study of Teeth eruption in Female Children of Malwa Region – A Correlation with age. International Archives of Integrated Medicine. 2015 Feb; 2(2): 108-112.
 (4)      Almonaitiene, R., Balciuniene, I., et al. 2010. Factors Influencing Permanent Teeth Eruption: Part One-General Factor. Baltic Dental and Maxillofacial Journal, 12 (3); 67-72
 (5)      Kawengian Shirley E. S, Lantu Virginia A. R, Wowor Vonny N. S. 2015. Hubungan status gizi dengan erupsi gigi permanen siswa SDN 70 Manando.Jurnal e-GiGi (eG), 3(1).
(6)         Effendi H. S, Soewondo W. 2014. Erupsi Gigi Sulung pada Anak dengan Riwayat Lahir Prematur, Berat Badan Lahir Renda., MKB.46(1)
(7)        Rahmawati Atiek Driana, Retriasih Hastami, Medawati Ana. 2014. Hubungan antara Status Gigi dengan Status Erupsi Gigi Insisivus Sentralis Permanen Mandibula. Insisiva Dental Journal, 3(1).

 .


1 komentar:

  1. El Yucateco Habanero Hot Sauce - MapyRO
    Order online 강원도 출장샵 El Yucateco Habanero Hot Sauce - compare prices, 태백 출장안마 see product 전라남도 출장마사지 info & reviews, add to shopping list, 바카라 or find 평택 출장샵 in store. Rating: 4.3 · ‎20 reviews

    BalasHapus