PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pertumbuhan dan
perkembangan gigi merupakan bagian pertumbuhan dan perkembangan tubuh
secara umum dan dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan. Umumnya, pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi
dimulai pada umur 4 bulan dalam kandungan. Semua benih gigi geligi sudah mulai
berkembang pada umur 6 bulan dalam kandungan. Baru pada usia 6-8 bulan gigi sulung
pertama kali erupsi dan pada usia 2-3 tahun gigi sulung sudah lengkap yaitu 20
buah gigi sulung. . Gigi sulung
yang biasanya tumbuh pertama kali adalah gigi insisif sentral
mandibula.
Sedangkan gigi sulung terakhir yang tumbuh biasanya pada bagian molar dua
maksila.
Pertumbuhan gigi atau erupsi
gigi juga bisa
terjadi lebih cepat, yaitu sekitar usia 3 bulan. Ada beberapa bayi yang mengalami
keterlambatan erupsi
giginya, yaitu baru terlihat dasar giginya pada usia sekitar 1 tahun bahkan
lebih. Pada bayi
prematur gigi geligi nya lebih cepat tanggal karena perkembangan akar yang
tidak sempurna sehingga tidak kuat.
Tidak semua gigi berkembang dalam waktu yang sama. Tanda-tanda pertama dari
perkembangan gigi pada embrio ditemukan di daerah anterior mandibula waktu usia
5 sampai 6 minggu, sesudah terjadi tanda-tanda perkembangan gigi di daerah
anterior maksila kemudian berlanjut ke arah posterior dari kedua rahang.
Pertumbuhan dan perkembangan gigi
sangat berhubungan erat dengan keadaan lengkung rahang dan oklusi seseorang.
Oklusi gigi merupakan hubungan gigi geligi dalam rahang yang dimulai dari
erupsi gigi sulung. Pertumbuhan gigi sulung ideal adalah indikator masa depan
pertumbuhan gigi permanen yang ideal. Pertumbuhan gigi adalah untuk memberikan
pengunyahan serta mempertahankan oklusi yang baik dan ruang untuk gigi
permanen.
RUMUSAN MASALAH
- · Apakah yang dimaksud dengan erupsi gigi?
- · Apakah yang dimaksud dengan gigi sulung?
- · Bagaimana proses erupsi gigi?
- · Apakah yang dimaksud gigi permanen?
- · Apa saja tahap perkembangan gigi?
- · Apa saja faktor lokal yang mempengaruhi erupsi gigi permanen?
- · Jelaskan penyebab terlambatnya erupsi gigi?
- · Jelaskan penyebab erupsi dini?
- · Jelaskan hubungan status gizi pada erupsi gigi?
TUJUAN
PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan ini :
1. Tujuan
Umum
Untuk
mengetahui gambaran pertumbuhan dan perkembangan gigi sulung dan gigi permanen.
2. Tujuan khusus
- · Pengertian erupsi gigi
- · Gigi sulung
- · Proses erupsi gigi sulung
- · Gigi permanen
- · Proses erupsi gigi permanen
- · Tahap perkembangan gigi
- · Faktor lokal yang mempengaruhi erupsi gigi permanen
- · Terlambatnya erupsi gigi
- · Erupsi dini
- · Hubungan status gizi pada erupsi gigi
PEMBAHASAN
Pengertian erupsi gigi
Erupsi gigi merupakan
suatu proses kompleks dan
berkesinambungan dari rangkaian lingkaran hidup gigi, terdiri atas fase inisiasi, proliferasi, morfodiferensiasi,
aposisi, kalsifikasi, dan juga
erupsi.
Pada gigi sulung sesudah erupsi akan
diikuti
dengan eksfoliasi, sedangkan pada gigi permanen erupsi merupakan fase terakhir.
Erupsi merupakan
salah satu indikator pertumbuhan dan
perkembangan
gigi. Pengetahuan tentang erupsi
gigi
normal sangat penting untuk mengetahui apakah keterlambatan atau percepatan
erupsi itu disebabkan
oleh faktor lokal atau genetik atau
sistemik.[1]
Kira- kira ada 4 titik pertumbuhan dari setiap gigi.
Setiap titik pertumbuhan pada korona disebut lobus. Perkembangan dari mahkota
dan akar dimulai dari kripta tulang rahang. Setelah bagian mahkota dan akar
terbentuk, gigi menembus membran mukosa dari mulut. Pembentukan dentin bagian
akar dan sementum dilanjutkan setelah gigi digunakan.[2]
Pembentukan
akar sudah setengah selesai pada waktu gigi erupsi 50%. Setelah akar terbentuk
seluruhnya baru sementum menutupi bagian luar akar. Jaringan pulpa dengan jaringan
di dalamnya mulai berfungsi setelah gigi selesai dibentuk.[2]
Erupsi gigi dimulai dengan tumbuhnya gigi sulung pertama sekitar 6 bulan dan selesai pada 2 tahun dan sekitar 18-25 tahun erupsi untuk gigi permanen, ketika molar ketiga tumbuh. Pertumbuhan dan perkembangan gigi biasanya terkait dengan usia kronologis anak, tetapi ada juga dapat beberapa kejanggalan seperti yag kita mengacu pada dewasa sebelum waktunya atau erupsi yang tertunda.[3]
Gigi Sulung
Gigi sulung, gigi
desidui atau gigi susu adalah gigi yang tumbuh pada umur 6-8 bulan sampai 2-3
tahun. Gigi ini berjumlah 20 gigi geligi yaitu 10 pada rahang atas maksila dan
10 pada rahang bawah mandibula. Dimulai dari midline atau garis tengah pada
wajah, gigi pertama yang disebut insisif sentral yang berguna untuk memotong
makanan.[2]
Proses erupsi gigi sulung
Pada dasarnya erupsi gigi
sulung pertama terjadi di usia 6-8 bulan. Umumnya diawali oleh keluarnya gigi
seri tengah bawah, lalu secara berurutan gigi insisif sental maksila, gigi
insisif lateral maksila dan gigi insisif lateral mandibula, molar satu, kaninus
dan molar kedua. Erupsinya bisa terjadi satu per satu dan kadang ada juga yang
sepasang-sepasang. Umumnya ketika anak berusia 1 tahun mempunyai 6-8 gigi susu
(tapi kadang ada juga yang hanya 2 gigi walaupun tanpa disertai keluhan
pertumbuhan) dan akan menjadi lengkap berjumlah 20 gigi susu (4 gigi seri
atas-bawah, 2 gigi taring kanan-kiri di atas-bawah, dan 4 geraham kiri-kanan di
atas-bawah) pada usia 18 bulan atau 2 tahun. [1]
Proses Pertumbuhan Gigi sulung
Proses Pertumbuhan Gigi sulung
Jenis gigi
|
Pertumbuhan Gigi dan Usia Anak
|
Gigi seri (incisivus)
|
6 - 9 bulan
|
Gigi geraham (molar) pertama
|
12 - 15 bulan
|
Gigi taring (caninus)
|
18 - 20 bulan
|
Gigi geraham (molar) kedua
|
24 - 36 bulan
|
Sumber : Buku Kedokteran Anatomi gigi edisi 2
Pertumbuhan Gigi Sulung dan Masa Tanggalnya
Gigi Bagian
|
Jenis Gigi
|
Masa Pertumbuhan
|
Masa Tanggal
|
Rahang Atas/ Maksila
|
Seri Pertama/ insisif sentral
Seri Kedua/insisif sentral
Taring/kaninus
Geraham Pertama/molar satu
Geraham Kedua/molar dua
|
7 bulan
9 bulan
18 bulan
14 bulan
24 bulan
|
6 Tahun
7 - 8 tahun
12 - 14 tahun
11 - 12 tahun
12 - 14 tahun
|
Rahang Bawah/Mandibula
|
Kacip Pertama/insisif lateral
Kacip Kedua/insisif lateral
Taring/kaninus
Geraham Pertama/molar satu
Geraham Kedua/molar dua
|
6 bulan
7 bulan
16 bulan
12 bulan
20 bulan
|
6 tahun
7 tahun
9 - 10 tahun
10 - 12 tahun
11 - 12 tahun
|
Sumber: Buku Kedokteran Anatomi gigi edisi 2
Erupsi dari gigi sulung biasanya menurut urutan
sebagai berikut :
1. Gigi i1 bawah
2. Gigi i2 bawah
3. Gigi i1 atas
4. Gigi i2 atas
5. Gigi m1 bawah
6. Gigi m1 atas
7. Gigi c bawah
8. Gigi c atas
9. Gigi m2 bawah
10.Gigi m2 atas
Gigi
Permanen
Gigi permanen
mirip dengan gigi sulung. Namun gigi permanen berjumlah 32 gigi yaitu 16 gigi
pada mandibula dan 16 gigi lainnya pada maksila. Pada masa ini gigi sulung
mengalami pergantian menjadi gigi permanen dan mengalami pertambahan gigi
disamping kaninus yaitu gigi premolar dan gigi molar ke tiga.
Gigi
premolar berguna untuk menghancurkan makanan menjadi ukuran yang lebih kecil
sebelum proses pengunyahan dilakukan gigi molar. Setelah premolar erupsi,gigi molar pertama, kedua dan ketiga juga mulai
erupsi. Yang pertama adalah molar yang paling dekat dengan garis tengah sampai
molar ketiga
yaitu gigi terjauh dari garis
tengah biasanya disebut gigi bungsu.
Proses erupsi gigi permanen
Sekitar umur 6 tahun,
gigi molar tetap pertama mulai tumbuh atau erupsi pada rahang atas/maksila dan
bawah/mandibula. Jadi sekitar umur 6 sampai 12 tahun anak-anak mempunyai gigi
geligi campuran antara gigi susu dan gigi tetap. Setelah mencapai umur 12 tahun
kebanyakan dari anak-anak telah mempunyai semua gigi tetapnya, kecuali untuk
gigi geraham bungsu. Gigi permanen yang pertama erupsi ialah gigi m1, yang
letaknya distal dari gigi m2, pada usia 6 tahun dan sering disebut six year
molar. Gigi tersebut mulai terklasifikasi pada saat bayi dilahirkan. Gigi ini
adalah gigi yang terbesar di antara gigi geligi susu dan gigi ini baru erupsi
setelah pertumbuhan dan perkembangan rahang sudah cukup memberi tempat
untuknya.
1. Tumbuhnya gigi permanen
rahang bawah :
Nama gigi
|
Usia gigi
|
Incisivus pertama
|
6-7 tahun
|
Incisivus kedua
|
7-8 tahun
|
Caninus
|
9-10 tahun
|
Premolar pertama
|
10-12 tahun
|
Premolar kedua
|
11-12 tahun
|
Molar pertama
|
6-7 tahun
|
Molar kedua
|
11-13 tahun
|
Molar ketiga
|
17-21 tahun
|
Sumber: Buku
Kedokteran Anatomi gigi edisi 2
2. Tumbuhnya gigi permanen
rahang atas:
Nama gigi
|
Masa Pertumbuhan
|
Incisivus pertama
|
7-8 tahun
|
Incisivus kedua
|
8-9 tahun
|
Caninus
|
11-12 tahun
|
Premolar pertama
|
10-11 tahun
|
Premolar kedua
|
10-12 tahun
|
Molar pertama
|
6-7 tahun
|
Molar kedua
|
12-13 tahun
|
Molar ketiga
|
17-21 tahun
|
Sumber:
Buku Kedokteran Anatomi gigi edisi 2
Gigi tetap pertama biasanya muncul di usia 6
tahunan. Oleh karenanya,paling baik kalau gigi susu tanggal ketika gigi tetap
penggantinya terlihat. Gigi susu harus dipertahankan karena merupakan penuntun
erupsi bagi gigi tetap. Jika gigi susu copot sebelum waktunya gigi tetap
keluar, maka gigi geligi tetangganya akan bergeser mengisi sebagian kapling
yang kosong. Akibatnya, gigi tetap tumbuh tidak pada tempatnya alias
berantakan.
Tahap
Perkembangan Gigi
Tahap perkembangan adalah sebagai berikut:
1. Tahap Inisiasi (bud stage)
Inisiasi merupakan permulaan
terbentuknya benih gigi dari jaringan epitel mulut. Sel-sel tertentu pada
lapisan basal dari epitel mulut berproliferasi lebih cepat dari pada sel
sekitarnya. Hasilnya adalah lapisan epitel yang menebal di regio bukal lengkung
gigi. Dalam tahap ini terjadi penebalan jaringan ektodermal, merupakan gambaran
morfologi pertama dari perkembangan gigi, akan tetapi hal ini didahului suatu
gejala dasar induktif.[2]
2. Tahap Proliferasi (cap stage)
Proliferasi adalah gejala dimana proyeksi dari lamina gigi meluas sampai ke
daasar mesenkim pada tempat yang khusus dan membentuk primordia dari gigi
primer ( organ enamel ). Lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan
dalam mengalami proliferasi, memadat, dan bervaskularisasi membentuk papila
gigi yang kemudian membentuk dentin dan pulpa pada tahap ini. Sel-sel mesenkim
yang berada di sekeliling organ gigi dan papila gigi memadat dan fibrous,
disebut kantong gigi yang akan menjadi sementum, membran periodontal, dan
tulang alveolar.[2]
3. Tahap Histodiferensiasi (bell stage)
Tahap Histodiferensiasi adalah rangkaian perubahan bentuk (metamorfosis) dari
organ enamel yang khas untuk gigi susu dan gigi tetap. Pada tahap ini terjadi
diferensiasi seluler. Sel-sel epitel email dalam (inner email epithelium)
menjadi semakin panjang dan silindris,disebut sebagai ameloblas yang akan
berdiferensiasi menjadi email dan sel-sel bagian tepi dari papila gigi menjadi
odontoblas yang akan berdiferensiasi menjadi dentin.[2]
3. Tahap
Morfodiferensiasi
Pola morfologi atau bentuk dasar dan ukuran relatif dari gigi yang akan datang
dibentuk pada tahap morfodiferensiasi. Sel pembentuk gigi tersusun sedemikian
rupa dan dipersiapkan untuk menghasilkan bentuk dan ukuran gigi selanjutnya.
Proses ini terjadi sebelum deposisi matriks dimulai. Morfologi gigi dapat
ditentukan bila epitel email bagian dalam tersusun sedemikian rupa sehingga
batas antara epitel email dan odontoblas merupakan gambaran dentino
enamel junction yang akan terbentuk. Dentino enamel
junction mempunyai sifat khusus yaitu bertindak sebagai pola pembentuk
setiap macam gigi. Terdapat deposit email dan matriks dentin pada daerah tempat
sel-sel ameloblas dan odontoblas yang akan menyempurnakan gigi sesuai dengan
bentuk dan ukurannya.[2]
5. Tahap Aposisi
Aposisi adalah pengendapan matriks dari struktur jaringan keras gigi. Matriks
email terbentuk dari sel-sel ameloblas yang bergerak ke arah tepi dan telah
terjadi proses kalsifikasi sekitar 25%-30%.Pertumbuhan aposisi dari enamel dan
dentin adalah pengendapan yang berlapis-lapis dari matriks ekstra seluler.
Pertumbuhan aposisi ditandai oleh pengendapan yang teratur dan berirama dari
bahan ekstra seluler yang tidak mempunyai kemampuan sendiri untuk pertumbuhan
yang akan datang.[2]
Bila terjadi gangguan pada tahap aposisi akan mengakibatkan kelainan atau
perubahan struktur dari jaringan keras gigi. Misalnya pada hipoplasia enamel (
gigi yang berwarna kecoklatan karena tetracycline).[2]
6. Tahap Kalsifikasi Gigi
Tahap kalsifikasi adalah suatu
tahap pengendapan matriks dan garam-garam kalsium. Kalsifikasi akan dimulai di
dalam matriks yang sebelumnya telah mengalami deposisi dengan jalan presipitasi
dari satu bagian ke bagian lainnya dengan penambahan lapis demi
lapis. Gangguan pada tahap ini dapat menyebabkan kelainan pada kekerasan
gigi seperti Hipokalsifikasi. Tahap ini tidak sama pada setiap individu,
dipengaruhi oleh faktor genetik atau keturunan sehingga mempengaruhi pola
kalsifikasi, bentuk mahkota dan komposisi mineralisasi.[2]
7. Tahap Erupsi Gigi
Erupsi gigi merupakan suatu proses
yang berkesinambungan dimulai dari awal pembentukan melalui beberapa tahap
sampai gigi muncul ke rongga mulut. Ada dua fase yang penting dalam proses
erupsi gigi, yaitu erupsi aktif dan pasif. Erupsi aktif adalah pergerakan gigi
yang didominasi oleh gerakan ke arah vertikal, sejak mahkota gigi bergerak dari
tempat pembentukannya di dalam rahang sampai mencapai oklusi fungsional dalam
rongga mulut, sedangkan erupsi pasif adalah pergerakan gusi ke arah apeks yang
menyebabkan mahkota klinis bertambah panjang dan akar klinis bertambah pendek
sebagai akibat adanya perubahan pada perlekatan epitel di daerah apical.[2]
Gigi desidui yang juga dikenal dengan gigi primer jumlahnya 20 di rongga
mulut, yang terdiri dari insisivus sentralis, insisivus lateralis, kaninus,
molar satu, dan molar dua dimana terdapat sepasang pada maksila
dan mandibula masing-masing.[2]
Pada usia 6 bulan setelah kelahiran, gigi insisivus sentralis mandibula yang
merupakan gigi yang pertama muncul di rongga mulut, dan berakhir dengan
erupsinya gigi molar dua maksila.[2]
Erupsi gigi permanen pada umumnya terjadi antara usia 5 sampai 13 tahun kecuali
gigi permanen molar tiga (erupsi antara 17 sampai 21 tahun), juga seiring
dengan pertumbuhan dan perkembangan pubertas.[3]
Tabel 1. Perkembangan kronologis pada gigi
permanen. Slightly modified by McCall and Schour.[1]
Gigi
|
Kalsifikasi dimulai
|
Enamel
terbentuk
|
Erupsi
|
Insisivus sentralis sentari Insisivus
sentralis
|
3 - 4 bulan
|
4 - 5 tahun
|
7 - 8 tahun
|
Insisivus lateralis
|
10 – 12 bulan
|
4 - 5 tahun
|
8 - 9 tahun
|
Kaninus
|
4 - 5 bulan
|
6 - 7 tahun
|
11 - 12 tahun
|
Premolar pertama
|
1½ - 1¾ tahun
|
5 - 6 tahun
|
10 - 11 tahun
|
Premolar kedua
|
2 - 2¼ tahun
|
6 - 7 tahun
|
10 - 12 tahun
|
Molar satu
|
Pada lahir
|
2½ - 3 tahun
|
6 - 7 tahun
|
Molar dua
|
2½ - 3 tahun
|
7 - 8 tahun
|
12 - 13 tahun
|
Molar tiga
|
7 - 10 tahun
|
12 - 16 tahun
|
16 - 21 tahun
|
Insisivus sentralis
|
3 - 4 bulan
|
4 - 5 tahun
|
6 - 7 tahun
|
Insisivus lateralis
|
3 - 4 bulan
|
4 - 5 tahun
|
7 - 8 tahun
|
Kaninus
|
4 - 5 bulan
|
6 - 7 tahun
|
9 - 10 tahun
|
Premolar pertama
|
1¾ - 2 tahun
|
5 - 6 tahun
|
10 - 12 tahun
|
Premolar kedua
|
2¼ - 2½ tahun
|
6 - 7 tahun
|
11 - 12 tahun
|
Molar satu
|
Pada lahir
|
2½ - 3 tahun
|
6 - 7 tahun
|
Molar dua
|
2½ - 3 tahun
|
7 - 8 tahun
|
11 - 13 tahun
|
Molar tiga
|
7 - 10 tahun
|
Faktor lokal yang mempengaruhi erupsi gigi permanen :
Meskipun pola erupsi gigi
normal sangat bervariasi, tetapi kadang-kadang dapat berkaitan dengan peristiwa
tertentu atau pengaruh sistemis.[1]
Faktor :
·
Kehilangan
ruangan akibat tanggal dini gigi susu.
·
Posisi abnormal,
biasanya ditemukan pada gigi molar tiga mandibula dan kaninus maksila.
·
Gigi berjejal.
Ruang yang tidak cukup merupakan faktor penyebab umum dari keterlambatan
erupsi, terutama gigi molar tiga mandibula.
·
Gigi berlebih
yang menempati ruang untuk gigi normal.
·
Kista dentigerus
yang menyebabkan pergeseran dan mencegah gigi untuk erupsi.
·
Retensi gigi
susu. Kadang gigi sulung mengalami ankilosis.
·
Resorbsi akar
gigi sulung yang lambat akibat infeksi periapeks , meskipun jarang terjadi,
dapat menghalangi erupsi gigi tetap.
Terlambatnya erupsi gigi
Keterlambatan erupsi
gigi itu berhubungan dengan hambatan pertumbuhan perkembangan gigi dalam tulang
rahang, sehingga fase pre erupsiyang terdiri atas proses inisiasi,
proliferasi,morfodiferensiasi, aposisi, juga klasifikasi pun mengalami
hambatan. Hal ini diikuti pula oleh terlambatnya fase penetrasi mukosa dan fase
oklusal gigi sulung (fase erupsi) yang diikuti keterlambatan munculnya gigi
dalam mulut [4].
Erupsi yang tertunda
dapat disebabkan karena kelainan genetik, faktor nutrisi, kelahiran prematur,
gangguan kelenjar endokrin, berat badan dan tinggi badan, faktor sosioekonomi
dan penyakit sistemik, sedangkan penyebab dari retensi gigi disebabkan oleh
faktor lokal yaitu hiperplasia gingiva, membran mukosa gingiva yang terkena
luka operasi atau kecelakaan, tumor dentigerous dan ankylosis [4].
Faktor berat badan
lahir bayi berpengaruh
pula pada
pertumbuhan perkembangan gigi, karena pembentukan gigi dipengaruhi oleh
nutrisi saat prenatal,
berat badan menunjukkan kecukupan
nutrisi.
Keterlambatan erupsi gigi sulung juga berhubungan dengan faktor nutrisi tidak baik yang merupakan faktor
berpengaruh pada erupsi gigi.
Seperti disebutkan pada penelitian Sjarif dkk
bahwa faktor berat badan lahir menentukan keparahan efek email
gigi sulung yang akan erupsi
pada anak dengan riwayat kecil masa
kehamilan
(KMK). Semakin kecil berat badan
lahir
bayi maka semakin parah efek email gigi sulungnya, tetapi semakin besar berat
lahir bayi maka
semakin ringan efek emailnya. Demikian pula halnya dengan waktu erupsi gigi,
terlihat pada
penelitian ini bahwa anak dengan berat lahir normal yaitu >2.500
gram mengalami erupsi gigi
sulung yang lebih cepat daripada anak lahir prematur BBLR [6].
Penelitian sebelumnya juga menyatakan terdapat keterlambatan
perkembangan fisik dan juga psikis
bayi
dengan riwayat prematur BBLR, demikian juga pada struktur jaringan oral yaitu
terjadi gangguan
pertumbuhan dan perkembangan pada
gigi
sulung maupun permanen yang dapat berupa anomali perkembangan seperti kelainan
strukturemail, palatal, dan ukuran gigi yang lebih kecil [6].
Keterlambatan ini terjadi terutama pada erupsi
gigi pertama sulung. Keadaan ini
sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa lahir prematur BBLR berisiko. Hasil penelitian ini memperlihatkan
bahwa erupsi gigi sulung terjadi lebih lambat pada anak dengan riwayat lahir
prematur BBLR. Erupsi pada anak prematur BBLR dimulai pada usia 12
bulan,sedangkan pada anak yang normal erupsi dimulai pada usia 4 sampai 6 bulan
mengalami hambatan perkembangan
dan imaturitas organ termasuk gigi. Keterlambatan erupsi gigi sulung selain berhubungan
dengan usia gestasi juga berhubungan dengan faktor saat lahir, yaitu apabila
terjadi komplikasi yang memerlukan intubasi orotrakeal yang lama, sedangkan
dengan patogenesisnya yang belum jelas, akan berisiko gangguan lokal pada
pertumbuhan perkembangan gigi dan palatal.[6]
Erupsi dini
Selain erupsi terlambat proses pertumbuhan gigi ini juga
bisa mengalami pertumbuhan lebih cepat dari waktu normal. Kadang- kadang satu
atau dua gigi insisif pertama bawah susu telah erupsi pada waktu bayi
dilahirkan. Gigi ini bisa jadi gigi asli atau gigi supernumerari. Gigi tersebut
kemudian akan lepas sebelum gigi aslinya erupsi. Gigi semacam ini biasanya
mudah tanggal, pembentukan akar, struktur dan klasifikasi yang tidak sempurna.
[5]
Hubungan status gizi pada erupsi gigi
Status
gizi merupakan salah satu faktor yang berperan penting pada pertumbuhan dan
perkembangan gigi termasuk tahapan erupsi gigi. Berdasarkan beberapa penelitian
terdahulu ditemukan bahwa anak-anak dengan status gizi baik, proses erupsi
gigi umumnya berjalan normal sedangkan
anak-anak dengan status gizi kurang baik beresiko mengalami gangguan pada
proses erupsi gigi.[5]
Kurangnya asupan zat
gizi dapat berdampak antara lain pada keterlambatan erupsi gigi, sebaliknya
kelebihan zat gizi juga memberikan dampak yang tidak diharapkan bagi
pertumbuhan dan perkembangan gigi. Pada tahap pertumbuhan dan perkembangan
gigi, tidak sedikit ditemukan kasus anak yang mengalami gangguan erupsi gigi
akibat tidak terpenuhinya asupan zat gizi. Hal ini dapat menyebabkan
kelainan-kelainan pada pertumbuhan gigi.[5]
Berdasarkan hasil
penelitian Almonaitiene di Lithuania, dikemukakan bahwa kekurangan gizi
merupakan salah satu faktor yang memengaruhi keterlambatan erupsi gigi permanen
anak .[6]
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa responden dengan kategori status gizi baik, status
gizi gemuk dan sangat gemuk lebih banyak memiliki gigi permanen yang sudah
erupsi sesuai usia erupsinya daripada yang berstatus gizi kurus. Responden
dengan status gizi kurus lebih banyak memiliki gigi permanen yang belum erupsi
sesuai usia erupsinya. [7]
Kategori
status gizi kurus dengan jumlah total 15 responden, 11 di antaranya dengan
keadaan erupsi gigi belum erupsi dan 4 responden dengan keadaan erupsi gigi
sudah erupsi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dikemukakan oleh Windratih
yang menyatakan bahwa pada anak-anak dengan status gizi kurus pertumbuhan gigi
permanennya lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak yang mempunyai status
gizi baik. Penelitian lain juga mengemukakan hal yang sama yaitu penelitian
dari Schuurs yang mengemukakan bahwa kekurangan gizi yang berat dapat
memengaruhi pertumbuhan badan yang ditentukan oleh panjang dan berat badan
sehingga terdapat korelasi dengan tertundanya kemunculan gigi [5].
Pertumbuhan dan
perkembangan gigi dan mulut dipengaruhi zat gizi. Tahap dini pertumbuhan gigi
dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu Ca, P, F, dan vitamin dalam [4] . Nutrisi dan keadaan
sosioekonomi memiliki pengaruh pada erupsi gigi. Anak-anak dengan latar
belakang sosioekonomi yang lebih tinggi, kemunculan giginya lebih cepat dibandingkan
anak-anak dengan latar belakang sosioekonomi yang kurang. Hal ini diperkirakan
bahwa anak yang memiliki latar belakang sosioekonomi lebih tinggi mendapatkan
pelayanan kesehatan dan nutrisi yang lebih baik sehingga mempengaruhi
perkembangan gigi yang terjadi lebih awal
[7].
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya bahwa pertumbuhan
dan perkembangan gigi geligi dimulai pada umur 4 bulan dalam kandungan. Semua
benih gigi geligi sudah mulai berkembang pada umur 6 bulan dalam kandungan. Baru
pada usia 6-8 bulan gigi sulung pertama kali erupsi dan pada usia 2-3 tahun
gigi sulung sudah lengkap yaitu 20 buah gigi sulung. Lalu pada umur 17-21 tahun
pertumbuhan gigi permanen sudah sempurna yaitu dengan tumbuhnya 32 gigi
permanen.
Erupsi gigi dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang
diterima. dan umumnya anak yang kekurangan atau kelebihan nutrisi mempengaruhi
erupsi gigi. Termasuk anak yang terlahir prematur.
Saran
Gigi sulung berperan penting untuk
perkembangan rahang dan erupsi atau pertumbuhan gigi permanen. Perkembangan
gigi baik gigi sulung ataupun gigi permanen harus diberikan perhatian berupa
pemberian nutrisi yang baik. Karena hal ini mempengaruhi proses erupsi gigi.
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa kekurangan nutrisi bisa mempengaruhi
komposisi dari gigi sehingga gigi bisa mengalami kerusakan atau pun tanggal
sebelum waktunya.
Maka diharapkan untuk orang tua
memperhatikan pertumbuhan gigi anak dan mencukupi kebutuhan nutrisi pada anak.
Agar tidak hanya perkembangan tubuh tapi perkembangan gigi anak juga baik.
REFERENSI
(1) Sudiono,
Janti. (2008). Gangguan Tumbuh Kembang Dentokraniofasial. Jakarta : EGC.
(2) Wangidjaja,
Itjingningsih. (2014). Anatomi gigi edisi
2. Jakarta : EGC.
(3)
Jain
Arvind, Jain Vandana, Suri Sheenu Malik, Saxena Ashish. The Study of Teeth
eruption in Female Children of Malwa Region – A Correlation with age.
International Archives of Integrated Medicine. 2015 Feb; 2(2): 108-112.
(4) Almonaitiene, R., Balciuniene, I., et al. 2010. Factors Influencing Permanent Teeth Eruption: Part One-General Factor. Baltic Dental and Maxillofacial Journal, 12 (3); 67-72
(5) Kawengian Shirley E. S, Lantu Virginia A. R,
Wowor Vonny N. S. 2015. Hubungan status gizi dengan erupsi gigi permanen
siswa SDN 70 Manando.Jurnal e-GiGi
(eG), 3(1).
(6) Effendi H. S, Soewondo W. 2014. Erupsi Gigi Sulung pada Anak dengan Riwayat Lahir
Prematur, Berat Badan Lahir Renda., MKB.46(1)
(7) Rahmawati Atiek Driana,
Retriasih Hastami, Medawati Ana. 2014. Hubungan antara Status Gigi dengan
Status Erupsi Gigi Insisivus Sentralis Permanen Mandibula. Insisiva Dental Journal, 3(1).
.
El Yucateco Habanero Hot Sauce - MapyRO
BalasHapusOrder online 강원도 출장샵 El Yucateco Habanero Hot Sauce - compare prices, 태백 출장안마 see product 전라남도 출장마사지 info & reviews, add to shopping list, 바카라 or find 평택 출장샵 in store. Rating: 4.3 · 20 reviews